i'll be there for you

i'll be there for you

Senin, 25 Juni 2012

Artikel Akuntansi (Penulisan Ilmiah)


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Terbentuknya suatu usaha percetakan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dari kegiatan usaha yang dilakukan. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang harus di perhitungkan yaitu, volume penjualan dan biaya produksi. Volume penjualan adalah factor yang mempengaruhi secara langsung terhadap perolehan laba yang maksimal. Jika volume penjualan semakin tinggi maka laba yang diperoleh semakin tinggi maka laba yang dieroleh semakin tinggi pula. Disamping volume penjualan, biaya yang merupakan elemen yang sangat memepengaruhi didalam penentuan laba usaha percetakan, karena biaya mempengaruhi langsung terhadap harga jual pokok yang dipasarkan. Bila harga jual terlalu tinggi dapat mengakibatkan kesukaran dalam pemasaran, karena akan mempengaruhi hasrat konsumen untuk membeli produk tersebut, sehingga volume penjualan akan mengalami penurunan yang akan mengakibatkan kerugian bagi usaha percetakan.
                Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan dan didalam perencanaan mereka di hadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam alternative yang ahrus dipilih, pihak manajemen banyak menghadapi keputusan. Untuk menghadapi hal ini pihak manajemen memerlukan informasi yang dapat di gunakan adalah informasi akuntansi diferensial. Dengan informasi ini memungkinkan manajemen untuk menentukan pilihan yang baik, dalam pemilihan alternative ini dapat dilakukan dengan menganalisasi analisa diferensial yang merupakan sebagai bagian dari informasi akuntansi diferensial.
SA (Sugeng Abdul Salam) usaha percetakan yang bergerak di dalam bidang pembuatan percetakan dan penyablonan pakaian atau kaos. SA (Sugeng Abdul Salam) sering dihadapkan dengan beberapa masalah alternative biaya, antara menerima atau menolak pesanan khusus pakaian atau kaos. Dengan pemilihan alternative ini diharapkan percetakan SA memperoleh keuntungan yang maksimal.
                Karena begitu pentingnya pemilihan alternative biaya ini dalam penentuan keputusan, maka penulis sangat tertarik mengangkat permasalahan ini menjadi bahan penulisan ilmiah dengan judul “ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS SABLONAN PADA PERCETAKAN SA(SUGENG ABDUL SALAM)”

I.2 Rumusan Masalah
                Pada penulisan ilmiah ini, penulis mengemukakan masalah yang akan dibahas lebih lanjut yaitu:
                Bagaimana penerapan biaya diferensial terhadap pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus yang ditawarkan kepada percetakan SA (Sugeng Abdul Salam)?

I.3 Batasan Masalah
                Dalam penulisan ilmiah ini penulis membatasi permasalahan pada perhitungan akuntansi diferensial, sebagai dasar dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan sablonan pada percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) pada bulan maret 2009 dengan asumsi pengeluaran percetakan rata-rata tiap bulannya kurang lebih sama, oleh sebab itu penulis memilih bulan maret 2009 guna ketajaman dalam penulisan. Penggunaan data didapat dari perusahaan bulan maret 2009.

I.4 Tujuan Penulisan
                Penulisan ilmiah ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai:
Mengetahui analisis biaya-biaya diferensial terhadap pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan sablonan yang ditawarkan pada percetakan SA (Sugeng Abdul Salam).

I.5 Metodologi Penelitian
                Dalam data-data yang dibutuhkan sebagai penyusutan penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian dengan menggunakan metode:

                I.5.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data, dengan studi lapangan penulis langsung bertemu langsung dengan pemilik usaha percetakan SA (Sugeng Abdul Salam).

                I.5.2 Objek Penelitian
SA adalah bidang usaha yang bergerak di bidang percetakan sablonan pakaian atau kaos. SA berlokasi di Jl. Ir Juanda No 8 Depok.

I.5.3 Metode Pengumpulan Data
Cara memperoleh data dan informasi yaitu dengan wawancara dengan pemilik yang bernama Sugeng Abdul Salam, dan juga meminta data-data yang dibutuhkan penulis untuk untuk melakukan penelitian ini. 

                I.5.4 Jenis Data Yang Diperlukan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, biaya administrasi dan umum, biaya produksi, laporan laba-rugi setelah pesanan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian  Informasi Akuntansi Diferensial
Salah satu manajemen adalah perencanaan. Dalam perencanaan mereka di hadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pengambilan keputusan dari berbagai macam alternative. Salah satu informasi penting yang biasa diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi diferensial.
Menurut Mulyadi (1993, 17) akuntansi diferensial yaitu: “informasi yang dihadapkan dengan pemilihan alternative yang merupakan taksiran perbedaan aktifa, pendapatan dan biaya dalam alternative tindakan lain”.
Menurut M.D Soetisna (1993, 294) akuntansi diferensial yang dihubungkan dengan analisa diferensial yaitu: “suatu informasi yang menganalisa beberapa kemungkinanperbedaan harga jual atau pendapatan yang diakibatkan oleh bebrapa kemungkinan kebijaksanaan perusahaan yang diambil oleh pimpinan perusahan itu”.
Informasi akuntansi diferensial terdiri dari biaya, pendapatan dan aktifa informasi akuntansi diferensial yang hanya berkaitan dengan pendapatan yaitu disebut pendapatan diferensial, dan yang hanya berkaitan dengan biaya disebut biaya diferensial.
Pengertian dan karakteristik pendapatan diferensial, biaya diferensial dan laba diferensial menurut Supriono (1993, 267) adalah:
1.        Pendapatan Diferensial.
Pendapatan diferensial adalah pendapatan yang akan datang yang berbeda diantara berbagai alternative keputusan yang mungkin dipilih bukan merupakan pendapatan diferensial.

Atas dasar definisi diatas karakteristik pendapatan diferensial adalah sebagai berikut:
1.        Pendapatan masa yang akan datang
2.        Pendapatan yang berbeda antara berbagai alternative keputusan
Pendapatan yang akan datang merupakan pendapatan yang diharapkan akan terjadi selama periode yang dicakup oleh keputusan yang akan dibuat. Besarnya biaya diferensial dihitung dari pendapatan pada alternative tertentu dibandingkan dengan pendapatan pada alternative lain.    
2. Biaya Diferensial
                Biaya diferensial adalah biaya yang akan datang yang berbeda diantara alternative keputusan yang akan dipilih. Besarnya biaya diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternative tertentu disbanding dengan biaya pada alternative lain. Karakteristik biaya diferensial adalah sebagai berikut:
1.        Biaya masa yang akan datang
2.        Biaya yang berbeda diantara berbagai alternative keputusan
3.   Laba Diferensial
                Laba diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda di antara berbagai
macam alternative yang mungkin dipilih. Besarnya laba diferensial dihitung dari perbedaan antara alternative tertentu dengan laba pada alternetif  lainnya. Besarnya laba diferensial dinyatakan dengan rumus:
Laba Diferensial= Pendapatan Diferensial – Biaya Diferensial

2.2 Pengertian dan Klasifikasi Biaya
                Pengertian biaya secara sederhan adalah beban terhadap penghasilan karena perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi yang ada sedangkan klasifikasi biaya menurut tingkkah laku berguna untuk pengambilan keputusan dalam pengambilan keputusan dalam hubungan dengan volume produksi atau penjualan. 
                                                            Pengertian Biaya
                Dalam buku Akuntansi Biaya menurut Mulyadi (1993, 8) biaya yaitu “biaya mrupakan obyek yang  di catat, digolongkan, diringkas, dan disajikan oleh akuntansi biaya”.
Dalam arti luas dan sempit:
“Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. (Mulyadi; 10)
Dalam uraian pngertian tersebut, unsur biaya adalah:
                ∙ Pengorbanan sumber ekonomi yaitu untuk memperoleh pnghasilan.
                ∙ Dalam diukur dengan uang.
                ∙ Telah terjadi atau secara potensial telah terjadi.
                ∙ Untuk tujuan tertentu.

                                                            Klasifikasi  Biaya Menurut Tingkah Laku
                Maksud perilaku biaya yaitu jumlah total biaya dengan perubahan volume kegiatan maka biaya terdiri dari biaya tetap, biaya variable, biaya semi variable.
                Perilaku biaya merupakan kunci kemungkinan mengambil keputusan dalam organisasi. Pemisahan biaya sesuai dengan perilaku biaya yang berhubungan dengan volume kegiatan bertujuan untuk perencanaan, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan.

2.2.2.a Biaya Tetap
                Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan dalam range perubahan volume kegiatan tertentu. Jika biaya tetap memiliki proporsi tinggi dari pada biaya variable maka akan mengurangi kemampuan manajemen menghadapi perubahan-perubahan kondisi jangka pendek selain lebih banyak percetakan mengoprasikan system kerja mesin-mesinnya. Contoh: biaya gaji karyawaan biaya sewa gedung, biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya pajak.

2.2.2.b Biaya Variabel
                Biaya variable merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Jumlah dari jenis biaya variable terdapat pada suatu organisasi tergantung kepada luasnya organisasi tersebutmenurut struktur dan tujuannya. Contoh: biaya angkut, biaya beban kerusakan.

2.2.2.c Biaya Semi variable
                Biaya yang jumlahnya berubah-ubah dalam hubungannya dengan perubahannya kuantitas yang diproduksi tetapi perubahan tidak proporsional. Contoh: biaya pemerksaan, biaya pemeliharaan dan reparasi mesin.

                                                            Klasifikasi Biaya Menurut Hubungan Dengan Produk
                Klasifikasi biaya menurut hubungannya dengan produk terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.

2.2.3.a  Biaya Langsung
                Biaya yang terjadi atau biayanya dapat di identifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu. Contoh: biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2.2.3.b Biaya Tidak Langsung
                Biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat di idntifikasikan pada obyek atu pusat biaya tertentu atau biaya yang manfaatnya hanya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.
Contoh: biaya overhead pabrik yang terdiri dari:
a.        Biaya bahan pembantu
b.        BTKTL
c.        Pengeluaran tunai
d.        Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu
e.        Biaya reparasi dan pemeliharaan
f.         Biaya yang timbul akibat penilaian aktiva tetap

                                                      Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial
                Setelah diuraikan pengertian akuntansi diferensial, manfat informasi akuntansi diferensial dalam keputusan manajemen jangka pendek menurut Mulyadi (1993, 126) terdiri dari  4 (empat) macam keputusan, yaitu:
1.        Menerima atau menolak pesanan.
Penerimaan pesanan biasanya dilakukan oleh percetakan yang memiliki kapasitas yang mendorong manajemen untuk mempertimbangkan penetapan harga jual dibawah harga jual normal.
2.        Membeli atau membuat sendiri.
Dalam keputusan ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu:
a.          Keputusan yang diambil oleh percetakan yang sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian mempertimbangkan akan membeli produk tersebut dari pemasok luar.
b.          Keputusan yang dihadapi oleh percetakan yang sebelumnya membeli produk tertentu dari pemassok luar, kemudian mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut.

3.        Melanjutkan atau menghentikan produksi produk tertenu atau kegiatan usaha suatu bagian percetakan. Dalam suatu percetakan terdapat produk tertentu yang mengalami kerugian terus menerus, sehingga hal ini manajemen perlu mempertimbangkan keputusan apakah akan tetap melanjutkan produksi atau menghentikan produksi.
4.        Menjual atau memproses lebih lanjut.
Dalam pengambilan keputusan ini informasi akutansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah: pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternative memproses lebih lanjut dan dipilih.

Biaya Diferensial Sebagai Bagian Informasi Akuntansi Diferensial
Diantara elemen informasi akuntansi diferensial yang relative sulit pengukurannya adalah biaya diferensial.
Menurut Assegaf (1987, 12) biaya diferensial adalah: “biaya yang harus dipertimbangkan didalam membuat keputusan dimana manajemen harus memperhitungkan terjadinya perubahan biaya harus adanya perubahan out put”.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan pengertian yang benar mengenai biaya diferensial, dalam bagian ini diuraikan secara mendalam pengertian biaya diferensial dengan membandingkan konssep biaya diferensial dengan biaya yang telah dikembangkan sebelumnya dalam akuntansi biaya.

2.4.1 Biaya Difrensial Versus Biaya Relevan
                Istilah biaya relevan sering sekali disamakan dengan biaya diferensial, hal ini idak benar. Istilah relevan mempunyai pengertian berhubungan dengan sesuatu. Suatu biaya disebut biaya relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan tujuan perekayasaan biaya tersebut. Jika manajemen bermaksud mangetahui harga pokok produk yang diproduksi dalam bulan tertentu, maka ia mengumpulkan biaya produk sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dalam bulan yang bersangkutan.
Biaya produksi yang sesungguhnya tersebut merupakan biaya relevan karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pengumpulan informasi biaya tersebut.

2.4.2 Biaya Diferensial Versus Biaya Variabel
                Pengertian biaya diferensial tidak selalu sama dengan biaya variable. Charles. T. Hongren (1993, 32) menyatakan: “biaya variable itu seragam perunit, tetapi totalnya berfluktuasi berbanding langsung dengan jumlah kegiatan atau volume yang bersangkutan”.
                Sedangkan biaya diferensial selalu berkaitan dengan alternative tertentu yang sedang di pertimbangkan berhubungan dengan pemilihan satu diantara berbagai volume kegiatan, selama biaya tetap tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu adalah salah satu biaya variable selalu dianggap sama dengan biaya diferensial.

2.4.3 Biaya Diferensial Versus Biaya Tetap
                Menurut Charles. T.Hongren (1993, 32) biaya tetap adalah: biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak berubah, tetapi perunit akan semakin kecil jika volumenya semakin berubah”.
                Dalam pengambilan keputusan jangka pendek, biaya tetap mungkin merupakan biaya diferensial atau mungkin tidak. Jika suatau biaya tetap seluruhnya dapat diusut jejaknya dalam suatu keputusan keputusan pesanan sablonan dan hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan, biaya tersebut merupakan biaya diferensial. Jika suatu biaya tetap akan dikeluarkan dalam jumlah yang sama tanpa mempertimbangkan keputusan mana yang akan diambil, biaya tersebut bukan merupakan biaya diferensial.

2.4.4 Biaya Diferensial Versus Biaya Depresiasi
        Depresiasi merupakan alokasi secara periode harag pokok aktiva tetap yang diperoleh pada waktu yang lampau. Depresiasi adalah berasal dari keputusan penanaman modal jangka panjang. Jika keputusan penanaman modal telah dilaksanakan dan aktiva tetap di beli, biaya depresiasi yang kemungkinan terjadi ditentukan dengan mempertimbangkan umur ekonomis aktiva tersebut dan metode depresiasi yang dipilih oleh manajemen. Depresiasi berhubungan erat dengan pengambilan keputusan jangka pendek depresiasi merupakan biaya depresiasi bukan merupakan biaya diferensial dan dapat diabaikan.

2.4.5 Biaya Diferensial Versus Biaya Tambahan
                Biaya tambahan suatu alternative adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu alternative yang bekaitan dengan perubahan volume kegiatan yang akan dipilih. Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan volume kegiatan.

2.4.6 Biaya Diferensial Versus Biaya Keputusan
                Pendapatan kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat pemilihan alternative tertentu. Biaya kesempatan merupakan salah satu elemen biaya diferensial tidak terbatas pada biaya kesempatan saja. Biaya difernsial mencakup pula biaya keluar dari kantong, yaitu biaya akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam jangka dekat sebagai dari akibat keputusan manajemen.

2.5 Informasi Akuntansi Deferensial Yang Relevan Dalam Pengambilan Keputusan  Menerima Atau Menolak Pesanan   
                Pengambilan keputusan sering didefenisikan secara sederhana sebagai proses pemilihan diantara berbagai alternatife tindakan menurut (Supriono, 1993, 296) tahap-tahap proses pembuatan proses sebagai beikut:
1.   Penentuan masalah
2.   Identifikasi alternative pemecahan masalah
3.   Mengumpulkan informasi diferensial

                Manajemen sering kali menghadapi masalah untuk memutuskan apakah pesanan sablonan akan diterima atau ditolak, hal ini berkaitan dengan kepastian menganggur yang terdapat dipercetakan, sehingga laba yang didapat menjadi maksimal.
                Suatu pesanan digolongkan sebagai pesanan sablonan apabila pesanan tersebut mempunyai nilai jual yang lebih rendah dibandingkan dengan harga jual normal. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pesanan sablonan dapat diterima adalah:
1.            Percetakan masih memiliki kapasitas menganggur, jika masih ada kapasitas masih menganggur maka pemanfaatan kapasitas tersebut yang mengakibatkan meningkatkan biaya variable, sedangkan biaya tetap jumlahnya tidak meningkat. Jika pengolahan pesanan sablonan tersebut mengakibatkan terlampauinya kapasitas yang ada maka keadaan ini mengakibatkan meningkatkan jumlah biaya tetap.
2.            Dapat dilakukan pemisahan pasar. Diperlukan pemisahan pasar antara penjalan biasa dengan penjualan untuk melayani pesanan sablonan. Tujuan pemisahan tersebut agar harga jual pada umumnya tidak lebih tinggi.

Dalam pengambilan keputusan menolak atau menerima pesanan sablonan, informasi yang relevan adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Pendapatan diferensial atas pesanan sablonan adalah tambahan pendapatan dan diperoleh jika pesanan sablonan tersebut diterima, yaitu sebesar harga jual perunit pesanan sablonan dikalikan jumlah unit penjualan.
Biaya diferensial atas suatu pesanan sablonan adalah tambahan biaya yang akan terjadi untuk melayani pesanan sablonan tersebut, besarnya biaya diferensial untuk melayani pesanan sablonan adalah sebesar biaya variable yang terjadi untuk mengolah pesanan sablonan atau sebesar biaya variable perunit dikalikan dengan unit penjualannya. Dengan kata lain, laba diferensial atau pesanan sablonan adalah sebesar hasil penjualan pesanan sablonan dikurangi biaya variable pesanan sablonan teersebut.

3.1 Data Perusahaan

                Percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) memiliki kapasitas produksi maksimal untuk membuat pakaian atau kaos sebanyak 150 pakaian untuk setiap bulannya. Tetapi pada bulan maret 2009 percetakan hanya memproduksi 120 pakaian atau kaos yaitu sebesar 80 % dari kapasitas maksimal produksi dan mengakibatkan kapasitas produksi berkurang sebesar 30 pakaian. Pada bulan maret 2009 percetakan telah memproduksi 120 pakaian atau kaos dari kapasitas produksi yang telah terbuat dengan harga setiap pakaian adalah Rp 80.000,-

3.2 Biaya Produksi
                Berikut ini akan disajikan elemen-elemen biaya produksi variable pada bulan maret 2009 yang dikeluarkan oleh percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) untuk memproduksi satu setel pakaian atau kaos.

3.2.1 Biaya Bahan Baku Variabel
Tabel 3.1
Biaya Bahan Baku
Bulan Maret Tahun 2009 (120 pakaian atau kaos)

Elemen Biaya

Jumlah Biaya
1. Bahan Pakaian atau Kaos
Rp 2.000.000,-
2. Rip Pakaian atau Kaos
Rp 1.000.000,-
3. Benang Jahit
Rp    300.000,-
4. Tinta
Rp      50.000,-
5. Pasta
Rp      25.000,-
6. Skrin
Rp    150.000,-
7. Krakel
Rp    100.000,-
Total BBB
Rp 3.625.000,-
      Sumber data : SA (Sugeng Abdul Salam)

3.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Variabel

Tabel 3.2
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Bulan Maret Tahun 2009 (120 pakaian atau kaos)

Elemen Biaya

Jumlah Biaya
1. Pembuat Pola
Rp    200.000,-
2. Penjahit
Rp 1.500.000,-
3. Finishing
Rp    500.000,-
Total BTKL
Rp 2.200.000,-
      Sumber data : SA (Sugeng Abdul Salam)

                Keterangan :
Percetakan memberikan upah kepada karyawan produksi untuk setiap penyelesaian 1 pakaian atau kaos.
. Bagian pembuat pola Rp 1,666,-
. Bagian penjahit Rp 12.500,- (Rp 12.500,- * 2 = 25.000,-)
. Bagian Finishing Rp 4.166,- (Rp 4.166,- * 2 = 8.333,-)

3.2.3 Biaya Overhead Pabrik
Tabel 3.3
 Biaya Overhead Pabrik
Bulan Maret Tahun 2009

Elemen Biaya

V/T
Jumlah Biaya
1. Bahan Pembantu
V
Rp       5.000,-
2. BTKTL
T
Rp   400.000,-
3. Pengeluaran Tunai
    - Pajak
    - Biaya Listrik : Tetap
                              Variabel
-          Biaya Telephone : Tetap
                                     Variabel




-
Rp     50.413,-
Rp       1.300,-
Rp     60.700,-
Rp          950,-
4. Biaya Yang Timbul Akibat Berlalunya Waktu
    - Depresiasi Mesin
    - Depresiasi Gedung

T
T

Rp     10.000,-
Rp   500.000,-
5. Biaya Reparasi & Maintenance
T
Rp     30.000,-
Total BOP

Rp 1.058.363,-
       Sumber data : SA (Sugeng Abdul Salam)

                . Biaya Semi Variable
                Untuk kepentingan perencanaan dan pengambilan keputusan, SA (Sugeng Abdul Salam) mengelompokan biaya semi variable yaitu biaya listrik dan biaya telephone menjadi dua kelompok yaitu biaya tetap dan biaya variable dengan menggunakan titik tertinggi dan titik terendah.

Biaya Pemakaian Listrik Selama Bulan Maret Tahun 2009

Pemakaian Kwh tertinggi 256 dengan biaya Rp 134.910,-
Pemakaian Kwh terendah 239 dengan biaya Rp 128.131,-
                Pemakaian Kwh 256 biaya Rp 134.910,-
Pemakaian Kwh 239 biaya Rp 128.131,- _
                                          
                                        17                      6.779,-
Maka tarif biaya variable/Kwh = Rp 6.779,- = Rp 398,76/Kwh
                                                            17
Perhitungan biaya tetap listrik :
Biaya Variabel                            Biaya terendah                            Biaya tertinggi
                                                      Rp 128.131,-                               Rp 134.910,-
Rp 398,76,-*239                           Rp   95.303,64
Rp 398,76,-*256                                                     _                        Rp 102.082,56  _     
                                                                                                                                          
                                                      Rp   32.827,36                            Rp   32.827,44

Maka persamaan yang tebentuk : y = 32.827,36 + 398,76 (x)
Biaya variable/unit = Rp 398,76 * 391,21 = Rp 1.300,-          
                                                 120

Biaya Pemakaian Telephone Selama Bulan Maret Tahun 2009
Pemakaian pulsa tertinggi 463 dengan biaya Rp 106.230,75
Pemakaian pulsa terendah 241 dengan biaya Rp   68.578,96
                Pemakaian Pulsa 463 biaya Rp 106.230,75
                                        241 biaya Rp   68.578,96  _
                                                                        
                                        222                  37. 651,79
Maka tarif biaya variable = Rp 37.651,79  = Rp169,60/pulsa
                                                      222                                   
Perhitungan biaya tetap telphone :

Biaya Variabel                            Biaya terendah                            Biaya tertinggi
                                                      Rp 68.578,96                              Rp 106.230,75
Rp 169,60 * 241                            Rp 40.873,6
Rp 169,60 * 463                                                     _                        Rp   78.524,8     _     
                                                                                                                                          
                                                      Rp 27.705,36                              Rp   27.705,95

Maka persamaan yang terbentuk : y = Rp 27.705,95 + 169,60 (x)
Biaya variable/unit = Rp 169,60 * 672,16 = Rp 950,-
                                                  120

3.2.4 Biaya Administrasi dan Umum

                Biaya administrasi dan umum meliputi kegiatan-kegiatan dari ketata usahaan percetakan yang merupakan di luar dari biaya produksi dan biaya penjualan. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan dan pengawasan kegiatan percetakan secara keseluruhan.

Tabel 3.4
Biaya Administrasi dan Umum
Bulan Maret Tahun 2009
Elemen Biaya
Jumlah
1. Biaya Alat Tulis Kantor
Rp 50.000,-
2. Biaya Keamanan Lingkungan
Rp 15.000,-
3. Biaya Kebersihan lingkungan
Rp 20.000,-
Jumlah
Rp 85.000,-
                Sumber data : SA (Sugeng Abdul Salam)

3.2.5 Biaya Pemasaran
                Biaya pemasaran selama bulan maret 2009 sebesar Rp 35.000,- yang dipakai untuk membuat binder spanduk SA (Sugeng Abdul Salam) sebagai sarana promosi atas produk yang dibuat.

3.3 Biaya Produksi
                Berikut ini akan disajikan biaya produksi yang dikeluarkan oleh percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) pada bulan maret 2009.


Tabel 3.5
Biaya Produksi
Bulan Maret Tahun 2009

Elemen
Jumlah Biaya
1. HPP
a. Biaya Bahan Baku
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
c. Biaya Overhead Pabrik

Rp 3.625.000,-
Rp 2.200.000,-
Rp 1.058.363,-
2. Biaya Administrasi & Umum
Rp      85.000,-
3. Biaya Pemasaran
Rp      35.000,-
Total Biaya
Rp 7.003.363,-
Sumber data : SA (Sugeng Abdul Salam)



Dari total biaya di atas sebesar Rp 7.003.363,- dapat di kelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variable sebagai berikut :
1.        HPP :
BBB     : Variable                                   Rp 3.625.000,-
BTKL  :  Variable                                   Rp 2.200.000,-
BOP     :  Variable                                   Rp        7.250,-
                Tetap                                       Rp 1.051.113,-
2.        Biaya Administrasi & Umum : Tetap                 Rp      85.000,-
3.        Biaya Pemasaran : Tetap                                     Rp      35.000,-
Berikut ini akan disajikan Laporan Laba/Rugi percetakan  SA (Sugng Abdul Salam) untuk bulan maret 2009 untuk memproduksi dan penjualan 120 pakaian atau kaos tanpa adanya pesanan khusus.





Tabel 3.6
Laporan Laba/Rugi
Sebelum Pesanan khusus
Bulan Maret Tahun 2009

SA (Sugeng Abdul Salam)
Laporan Laba/Rugi
Untuk Jenis Pakaian atau Kaos
Per 30 Maret Tahun 2009


Penjualan 120 pakaian @ Rp 80.000,-                                         Rp 9.600.000,-
Biaya Variable :
Biaya Bahan Baku                        : Rp 3.625.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung     : Rp 2.200.000,-
Biaya Overhead Pabrik                 : Rp   870.000,-  +
                                                                                                                          (Rp 6.695.000,-)
                                                                                                       
                                                                                                      Rp  2.905.000,-
Laba Kontribusi
Biaya Tetap :
Biaya Overhead Pabrik                 : Rp 1.051.113,-
Biaya Administrasi & Umum       : Rp      85.000,-
Biaya Pemasaran                          : Rp      35.000,- +
                                                                                 
                                                                                                       (Rp 1.171.113,-)
                                                                                                       
Laba operasional                                                                           Rp 1.733.887,-
3.4 Pesanan Khusus
Pada Maret 2009 percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) mendapat pesanan khusus berupa 25 pakaian dan kaos dengan model kemeja lengan panjang yaitu dengan harga Rp 90.000,- sepintas pesanan tersebut dapat ditolak karena harga yang ditawarkan dibawah harga normal dan pakaian model kemeja juga memerlukan biaya tambahan. Jumlah biaya bahan baku  tambahan yang diperlukan untuk memproduksi pesanan khusus pakaian model kemeja lengan panjang.
1 m Bahan katun        = Rp 10.000,-
1 Lusin kancing         = Rp   3.000,-                   
½ m Kain kasa           = Rp   1.000,- +
                                      Rp 14.000,-            

3.4.1 Harga Pokok Produksi Pesanan Khusus
                Berikut ini adalah harga pokok produksi jika percetakan menerima pesanan khusus tersebut.
Harga Pokok Produksi Variable.

BBB    : (120 * Rp 30.208,33) = Rp 3.625.000,-
            : (  30 * Rp 44.208,33) = Rp 1.326.249,9 +
                                                                                      
                                                                                                         Rp 4.951.249,9
BTKL  : (120 * Rp 18.333,33) = Rp 2.200.000,-
             : (  30 * Rp 18.333,33) = Rp   549.999,9 +                              
                                                                                                         Rp 2.749.999,9
BOP     : (120 * Rp 7.250,-)   =  Rp 870.000,-
             : (  30 * Rp 19.250,-) =  Rp 577.500,- +
                                                                                                          Rp 1.447.500,-    +                  
 

Harga Pokok Produksi Variable                                                       Rp 9.148.749,8
Keterangan :
Angka Rp 44.208,33 total dari bahan baku awal Rp 30.208,33 ditambah dengan bahan baku tambahan pada pesanan khusus Rp 14.000,-

Tabel 3.7
Tabel Perbandingan
Sebelum Ada Pesanan
Setelah Ada Pesanan khusus

Penjualan                    Rp 9.600.000,-
Pesanan Khusus                                   +
 

                                    Rp 9.600.000,-
HPP :
BBB                        Rp 3.625.000,-
BTKL                      Rp 2.200.000,-
BOP                         Rp    870.000,- _   
 

Laba Kontribusi           Rp 2.905.000,-

Biaya Tetap :
Bi. A & U                Rp       85.000,-
Bi. Pemasaran          Rp       35.000,-
BOP                         Rp  1.051.113,- _
 

Laba Operasional         Rp  1.733.887,-


Penjualan                     Rp  9.600.000,-
Pesanan Khusus           Rp  2.700.000,- +
 

                                     Rp 12.300.000,-
HPP :
BBB                         Rp 4.951.249,9
BTKL                       Rp 2.749.999,9
BOP                          Rp 1.447.500,- _
 

Laba Kontribusi            Rp 3.151.250,2

Biaya Tetap :
Bi. A & U                 Rp      85.000,-
Bi. Pemasaran           Rp      35.000,-
BOP                          Rp 1.051.113,- _                   
 

Laba Operasional          Rp 1.980.137,2




3.4.2. Laba/Rugi Pesanan Khusus
                Besarnya laba/rugi percetakan setelah adanya pesanan khusus adalah sbagai berikut.

Tabel 3.8
Laporan Laba/Rugi
Pesanan Khusus
Bulan Maret Tahun 2009

SA (Sugeng Abdul Salam)
Laporan Laba/Rugi
Untuk Pakaian atau Kaos

Penjualan                                               Rp 9.600.000,-

Pendapatan diferensial                          Rp 2.700.000,-  +
 

Total Penjualan                                                                            Rp 12.300.000,-    
                                            
Harga Pokok Produksi Variable                                                 (Rp   9.148.749,8 ) 
 

Laba Kontribusi                                                                           Rp   3.151.250,2

Biaya Tetap                                                                                 (Rp  1.171.113,- )

 

Laba Operasional                                                                         Rp   1.980.137,2


Keterangan :
Penjualan normal           120 * Rp 80.000,- = Rp 9.600.000,-
Pendapatan diferensial     30 * Rp 90.000,- = Rp 2.700.000,-
Dari data dan perhitungan diatas setelah adanya pesanan khusus ternyata dapat menghasilkan laba bersih Rp 1.380.137,2 atau dapat dikatakan bahwa setelah adanya pesanan khusus akan mengalami kenaikan laba sebesar Rp 246.250,2 (Rp 1.980.137,2 - 1.733.887,-).

3.5 Analisis Diferensial

                Berikut ini perhitungan laba/rugi dengan analisis diferensial apabila percetakan menerima pesanan khusus yaitu 30 pakaian dengan model kemeja lengan panjang akan disajikan sebagai berikut.

Tabel 3.9
Model Analisis Diferensial

Keterangan
Sebelum ada
Pesanan
Setelah ada
Pesanan
Pendapatan dan Biaya Diferensial
Penjualan
(120 * Rp 80.000,-)
(30 * Rp 90.000,-)
Pendapatan Diferensial
Biaya Variable
(120 * Rp 55.791,66)
(30 * Rp 18.774,99)
Biaya Diferensial

Margin Kontribusi
Biaya tetap
Laba bersih


Rp 9.600.000,-



Rp 6.695.000,-



Rp 2.905.000,-
Rp 1.171.113,-
Rp 1.733.887,-

Rp 9.600.000,-
Rp 2.700.000,-


Rp 6.695.000,-
Rp    563.249,7


Rp 3.151.250,2
Rp 1.171.113,-
Rp 1.980.137,2



Rp 2.700.000,-



Rp    563.249,7

Rp 2.136.750,3

Rp 2.136.750,3



Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa pesanan khusus tersebut menghasilkan pendapatan diferensial sebesar Rp 2.700.000,- dari selisih antara penjualan sebelum pesanan khusus sebesar Rp 9.600.000,- dan penjualan setelah pesanan khusus sebesar Rp 12.300.000,- dengan biaya diferensial sebesar Rp 563.249,7 dari selisih antara biaya variable setelah pesanan khusus sebesar Rp 6.695.000,- dan biaya variable setelah pesanan khusus sebesar Rp 9.148.749,8 dan margin kontribusi sebesar Rp2.136.750,3 dari selisih antara margin kontribusi sebelum pesanan khusus sebesar Rp 2.905.000,- dan margin kontribusi setelah pesanan khusus sebesar Rp 3.151.250,2 dan dikurangi biaya tetap sebesar Rp 1.171.113,- maka akan memperoleh laba bersih sebesar Rp 2.136.750,3 dari pendapatan diferensial dikurangi biaya diferensial. 





BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
                Berdasarkan analisis data biaya diferensial percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) mengambil keputusan untuk menerima pesanan khusus yang ditawarkan berupa pakaian kemeja lengan panjang sebanyak 30 pakaian dengan harga normal Rp 80.000,- dan dengan permintaan harga pesanan khusus Rp 90.000,- dan untuk memproduksi kemeja lengan panjang memerlukan biaya tambahan sebesar Rp 14.000,- setiap pakaian. Dengan adanya pesanan khusus ini maka SA (Sugeng Abdul Salam) telah memanfaatkan kapasitas menganggur sebesar 20% dari kapasitas normal produk dalam memperoleh tambahan laba sebesar Rp 2.136.750,3.

4.2 Saran
                Penulis menyarankan agar percetakan menerapkan perhitungan biaya diferensial agar percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) dapat lebih tepat dalam mengambil keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus.