BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Terbentuknya suatu usaha percetakan
pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dari
kegiatan usaha yang dilakukan. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal
yang harus di perhitungkan yaitu, volume penjualan dan biaya produksi. Volume
penjualan adalah factor yang mempengaruhi secara langsung terhadap perolehan
laba yang maksimal. Jika volume penjualan semakin tinggi maka laba yang
diperoleh semakin tinggi maka laba yang dieroleh semakin tinggi pula. Disamping
volume penjualan, biaya yang merupakan elemen yang sangat memepengaruhi didalam
penentuan laba usaha percetakan, karena biaya mempengaruhi langsung terhadap
harga jual pokok yang dipasarkan. Bila harga jual terlalu tinggi dapat mengakibatkan
kesukaran dalam pemasaran, karena akan mempengaruhi hasrat konsumen untuk
membeli produk tersebut, sehingga volume penjualan akan mengalami penurunan
yang akan mengakibatkan kerugian bagi usaha percetakan.
Salah
satu fungsi manajemen adalah perencanaan dan didalam perencanaan mereka di
hadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam
alternative yang ahrus dipilih, pihak manajemen banyak menghadapi keputusan.
Untuk menghadapi hal ini pihak manajemen memerlukan informasi yang dapat di
gunakan adalah informasi akuntansi diferensial. Dengan informasi ini
memungkinkan manajemen untuk menentukan pilihan yang baik, dalam pemilihan
alternative ini dapat dilakukan dengan menganalisasi analisa diferensial yang
merupakan sebagai bagian dari informasi akuntansi diferensial.
SA (Sugeng Abdul Salam) usaha
percetakan yang bergerak di dalam bidang pembuatan percetakan dan penyablonan
pakaian atau kaos. SA (Sugeng Abdul Salam) sering dihadapkan dengan beberapa
masalah alternative biaya, antara menerima atau menolak pesanan khusus pakaian
atau kaos. Dengan pemilihan alternative ini diharapkan percetakan SA memperoleh
keuntungan yang maksimal.
Karena
begitu pentingnya pemilihan alternative biaya ini dalam penentuan keputusan,
maka penulis sangat tertarik mengangkat permasalahan ini menjadi bahan
penulisan ilmiah dengan judul “ANALISIS
BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN
KHUSUS SABLONAN PADA PERCETAKAN SA(SUGENG ABDUL SALAM)”
I.2 Rumusan Masalah
Pada
penulisan ilmiah ini, penulis mengemukakan masalah yang akan dibahas lebih
lanjut yaitu:
Bagaimana
penerapan biaya diferensial terhadap pengambilan keputusan untuk menerima atau
menolak pesanan khusus yang ditawarkan kepada percetakan SA (Sugeng Abdul
Salam)?
I.3 Batasan Masalah
Dalam
penulisan ilmiah ini penulis membatasi permasalahan pada perhitungan akuntansi
diferensial, sebagai dasar dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak
pesanan sablonan pada percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) pada bulan maret 2009
dengan asumsi pengeluaran percetakan rata-rata tiap bulannya kurang lebih sama,
oleh sebab itu penulis memilih bulan maret 2009 guna ketajaman dalam penulisan.
Penggunaan data didapat dari perusahaan bulan maret 2009.
I.4 Tujuan Penulisan
Penulisan
ilmiah ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai:
Mengetahui analisis biaya-biaya
diferensial terhadap pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan
sablonan yang ditawarkan pada percetakan SA (Sugeng Abdul Salam).
I.5 Metodologi Penelitian
Dalam
data-data yang dibutuhkan sebagai penyusutan penulisan ilmiah ini, penulis
menggunakan metode penelitian dengan menggunakan metode:
I.5.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh data, dengan studi lapangan penulis langsung bertemu langsung dengan
pemilik usaha percetakan SA (Sugeng Abdul Salam).
I.5.2
Objek Penelitian
SA adalah bidang usaha yang bergerak
di bidang percetakan sablonan pakaian atau kaos. SA berlokasi di Jl. Ir Juanda
No 8 Depok.
I.5.3 Metode Pengumpulan Data
Cara memperoleh data dan informasi
yaitu dengan wawancara dengan pemilik yang bernama Sugeng Abdul Salam, dan juga
meminta data-data yang dibutuhkan penulis untuk untuk melakukan penelitian
ini.
I.5.4 Jenis
Data Yang Diperlukan
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer yang berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik, biaya administrasi dan umum, biaya produksi,
laporan laba-rugi setelah pesanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Informasi Akuntansi
Diferensial
Salah satu manajemen adalah
perencanaan. Dalam perencanaan mereka di hadapkan pada pengambilan keputusan
yang menyangkut pengambilan keputusan dari berbagai macam alternative. Salah
satu informasi penting yang biasa diperlukan sebagai dasar perencanaan dan
pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi diferensial.
Menurut Mulyadi (1993, 17) akuntansi diferensial yaitu: “informasi yang
dihadapkan dengan pemilihan alternative yang merupakan taksiran perbedaan aktifa,
pendapatan dan biaya dalam alternative tindakan lain”.
Menurut M.D Soetisna (1993, 294) akuntansi diferensial yang dihubungkan
dengan analisa diferensial yaitu: “suatu informasi yang menganalisa beberapa
kemungkinanperbedaan harga jual atau pendapatan yang diakibatkan oleh bebrapa
kemungkinan kebijaksanaan perusahaan yang diambil oleh pimpinan perusahan itu”.
Informasi
akuntansi diferensial terdiri dari biaya, pendapatan dan aktifa informasi
akuntansi diferensial yang hanya berkaitan dengan pendapatan yaitu disebut
pendapatan diferensial, dan yang hanya berkaitan dengan biaya disebut biaya
diferensial.
Pengertian
dan karakteristik pendapatan diferensial, biaya diferensial dan laba
diferensial menurut Supriono (1993, 267)
adalah:
1.
Pendapatan
Diferensial.
Pendapatan diferensial adalah pendapatan yang akan datang yang berbeda
diantara berbagai alternative keputusan yang mungkin dipilih bukan merupakan
pendapatan diferensial.
Atas dasar
definisi diatas karakteristik pendapatan diferensial adalah sebagai berikut:
1.
Pendapatan
masa yang akan datang
2.
Pendapatan
yang berbeda antara berbagai alternative keputusan
Pendapatan
yang akan datang merupakan pendapatan yang diharapkan akan terjadi selama
periode yang dicakup oleh keputusan yang akan dibuat. Besarnya biaya diferensial
dihitung dari pendapatan pada alternative tertentu dibandingkan dengan
pendapatan pada alternative lain.
2. Biaya Diferensial
Biaya
diferensial adalah biaya yang akan datang yang berbeda diantara alternative
keputusan yang akan dipilih. Besarnya biaya diferensial dihitung dari perbedaan
biaya pada alternative tertentu disbanding dengan biaya pada alternative lain.
Karakteristik biaya diferensial adalah sebagai berikut:
1.
Biaya
masa yang akan datang
2.
Biaya
yang berbeda diantara berbagai alternative keputusan
3. Laba Diferensial
Laba
diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda di antara berbagai
macam alternative yang mungkin
dipilih. Besarnya laba diferensial dihitung dari perbedaan antara alternative
tertentu dengan laba pada alternetif
lainnya. Besarnya laba diferensial dinyatakan dengan rumus:
Laba
Diferensial= Pendapatan Diferensial – Biaya Diferensial
2.2 Pengertian dan
Klasifikasi Biaya
Pengertian
biaya secara sederhan adalah beban terhadap penghasilan karena perusahaan
menggunakan sumber daya ekonomi yang ada sedangkan klasifikasi biaya menurut
tingkkah laku berguna untuk pengambilan keputusan dalam pengambilan keputusan
dalam hubungan dengan volume produksi atau penjualan.
Pengertian Biaya
Dalam
buku Akuntansi Biaya menurut Mulyadi (1993, 8) biaya yaitu “biaya mrupakan
obyek yang di catat, digolongkan,
diringkas, dan disajikan oleh akuntansi biaya”.
Dalam arti luas dan sempit:
“Dalam arti luas biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. (Mulyadi; 10)
Dalam uraian pngertian tersebut, unsur
biaya adalah:
∙
Pengorbanan sumber ekonomi yaitu untuk memperoleh pnghasilan.
∙
Dalam diukur dengan uang.
∙
Telah terjadi atau secara potensial telah terjadi.
∙
Untuk tujuan tertentu.
Klasifikasi Biaya Menurut Tingkah Laku
Maksud
perilaku biaya yaitu jumlah total biaya dengan perubahan volume kegiatan maka
biaya terdiri dari biaya tetap, biaya variable, biaya semi variable.
Perilaku
biaya merupakan kunci kemungkinan mengambil keputusan dalam organisasi.
Pemisahan biaya sesuai dengan perilaku biaya yang berhubungan dengan volume
kegiatan bertujuan untuk perencanaan, pengendalian biaya dan pengambilan
keputusan.
2.2.2.a Biaya Tetap
Biaya
tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya
perubahan volume kegiatan dalam range perubahan volume kegiatan tertentu. Jika
biaya tetap memiliki proporsi tinggi dari pada biaya variable maka akan
mengurangi kemampuan manajemen menghadapi perubahan-perubahan kondisi jangka pendek
selain lebih banyak percetakan mengoprasikan system kerja mesin-mesinnya.
Contoh: biaya gaji karyawaan biaya sewa gedung, biaya depresiasi, biaya
asuransi, biaya pajak.
2.2.2.b Biaya Variabel
Biaya
variable merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Jumlah dari jenis biaya variable terdapat pada suatu organisasi
tergantung kepada luasnya organisasi tersebutmenurut struktur dan tujuannya.
Contoh: biaya angkut, biaya beban kerusakan.
2.2.2.c Biaya Semi variable
Biaya
yang jumlahnya berubah-ubah dalam hubungannya dengan perubahannya kuantitas
yang diproduksi tetapi perubahan tidak proporsional. Contoh: biaya pemerksaan,
biaya pemeliharaan dan reparasi mesin.
Klasifikasi Biaya Menurut Hubungan
Dengan Produk
Klasifikasi
biaya menurut hubungannya dengan produk terdiri dari biaya langsung dan biaya
tidak langsung.
2.2.3.a Biaya Langsung
Biaya
yang terjadi atau biayanya dapat di identifikasikan kepada obyek atau pusat
biaya tertentu. Contoh: biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2.2.3.b Biaya Tidak Langsung
Biaya
yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat di idntifikasikan pada obyek atu
pusat biaya tertentu atau biaya yang manfaatnya hanya dinikmati oleh beberapa
obyek atau pusat biaya.
Contoh: biaya overhead pabrik yang
terdiri dari:
a.
Biaya
bahan pembantu
b.
BTKTL
c.
Pengeluaran
tunai
d.
Biaya
yang timbul akibat berlalunya waktu
e.
Biaya
reparasi dan pemeliharaan
f.
Biaya
yang timbul akibat penilaian aktiva tetap
Manfaat Informasi Akuntansi
Diferensial
Setelah
diuraikan pengertian akuntansi diferensial, manfat informasi akuntansi
diferensial dalam keputusan manajemen jangka pendek menurut Mulyadi (1993, 126) terdiri dari 4 (empat) macam keputusan, yaitu:
1.
Menerima
atau menolak pesanan.
Penerimaan pesanan
biasanya dilakukan oleh percetakan yang memiliki kapasitas yang mendorong
manajemen untuk mempertimbangkan penetapan harga jual dibawah harga jual
normal.
2.
Membeli
atau membuat sendiri.
Dalam keputusan ini dapat
dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu:
a.
Keputusan
yang diambil oleh percetakan yang sebelumnya memproduksi sendiri produknya,
kemudian mempertimbangkan akan membeli produk tersebut dari pemasok luar.
b.
Keputusan
yang dihadapi oleh percetakan yang sebelumnya membeli produk tertentu dari
pemassok luar, kemudian mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk
tersebut.
3.
Melanjutkan
atau menghentikan produksi produk tertenu atau kegiatan usaha suatu bagian
percetakan. Dalam suatu percetakan terdapat produk tertentu yang mengalami
kerugian terus menerus, sehingga hal ini manajemen perlu mempertimbangkan
keputusan apakah akan tetap melanjutkan produksi atau menghentikan produksi.
4.
Menjual
atau memproses lebih lanjut.
Dalam pengambilan
keputusan ini informasi akutansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen
adalah: pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternative
memproses lebih lanjut dan dipilih.
Biaya Diferensial Sebagai Bagian Informasi Akuntansi Diferensial
Diantara elemen informasi akuntansi
diferensial yang relative sulit pengukurannya adalah biaya diferensial.
Menurut Assegaf (1987, 12) biaya diferensial adalah: “biaya yang harus
dipertimbangkan didalam membuat keputusan dimana manajemen harus
memperhitungkan terjadinya perubahan biaya harus adanya perubahan out put”.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan
pengertian yang benar mengenai biaya diferensial, dalam bagian ini diuraikan
secara mendalam pengertian biaya diferensial dengan membandingkan konssep biaya
diferensial dengan biaya yang telah dikembangkan sebelumnya dalam akuntansi
biaya.
2.4.1 Biaya Difrensial Versus Biaya Relevan
Istilah
biaya relevan sering sekali disamakan dengan biaya diferensial, hal ini idak
benar. Istilah relevan mempunyai pengertian berhubungan dengan sesuatu. Suatu
biaya disebut biaya relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan tujuan
perekayasaan biaya tersebut. Jika manajemen bermaksud mangetahui harga pokok
produk yang diproduksi dalam bulan tertentu, maka ia mengumpulkan biaya produk
sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dalam bulan yang
bersangkutan.
Biaya produksi yang sesungguhnya
tersebut merupakan biaya relevan karena sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh pengumpulan informasi biaya tersebut.
2.4.2 Biaya Diferensial Versus Biaya Variabel
Pengertian
biaya diferensial tidak selalu sama dengan biaya variable. Charles. T. Hongren (1993, 32) menyatakan: “biaya variable itu
seragam perunit, tetapi totalnya berfluktuasi berbanding langsung dengan jumlah
kegiatan atau volume yang bersangkutan”.
Sedangkan
biaya diferensial selalu berkaitan dengan alternative tertentu yang sedang di
pertimbangkan berhubungan dengan pemilihan satu diantara berbagai volume
kegiatan, selama biaya tetap tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu adalah
salah satu biaya variable selalu dianggap sama dengan biaya diferensial.
2.4.3 Biaya Diferensial Versus Biaya Tetap
Menurut
Charles. T.Hongren (1993, 32) biaya
tetap adalah: biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak berubah, tetapi
perunit akan semakin kecil jika volumenya semakin berubah”.
Dalam
pengambilan keputusan jangka pendek, biaya tetap mungkin merupakan biaya
diferensial atau mungkin tidak. Jika suatau biaya tetap seluruhnya dapat diusut
jejaknya dalam suatu keputusan keputusan pesanan sablonan dan hanya akan
terjadi jika keputusan tersebut dilakukan, biaya tersebut merupakan biaya
diferensial. Jika suatu biaya tetap akan dikeluarkan dalam jumlah yang sama
tanpa mempertimbangkan keputusan mana yang akan diambil, biaya tersebut bukan
merupakan biaya diferensial.
2.4.4 Biaya Diferensial Versus Biaya Depresiasi
Depresiasi
merupakan alokasi secara periode harag pokok aktiva tetap yang diperoleh pada
waktu yang lampau. Depresiasi adalah berasal dari keputusan penanaman modal
jangka panjang. Jika keputusan penanaman modal telah dilaksanakan dan aktiva
tetap di beli, biaya depresiasi yang kemungkinan terjadi ditentukan dengan
mempertimbangkan umur ekonomis aktiva tersebut dan metode depresiasi yang
dipilih oleh manajemen. Depresiasi berhubungan erat dengan pengambilan
keputusan jangka pendek depresiasi merupakan biaya depresiasi bukan merupakan
biaya diferensial dan dapat diabaikan.
2.4.5 Biaya Diferensial Versus Biaya
Tambahan
Biaya
tambahan suatu alternative adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu
alternative yang bekaitan dengan perubahan volume kegiatan yang akan dipilih.
Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh
manajemen dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan
pengurangan volume kegiatan.
2.4.6 Biaya Diferensial Versus Biaya
Keputusan
Pendapatan
kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai
akibat pemilihan alternative tertentu. Biaya kesempatan merupakan salah satu
elemen biaya diferensial tidak terbatas pada biaya kesempatan saja. Biaya
difernsial mencakup pula biaya keluar dari kantong, yaitu biaya akan memerlukan
pengeluaran kas sekarang atau dalam jangka dekat sebagai dari akibat keputusan
manajemen.
2.5 Informasi Akuntansi Deferensial Yang Relevan Dalam
Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak
Pesanan
Pengambilan
keputusan sering didefenisikan secara sederhana sebagai proses pemilihan
diantara berbagai alternatife tindakan menurut (Supriono, 1993, 296) tahap-tahap proses pembuatan proses sebagai
beikut:
1. Penentuan masalah
2. Identifikasi alternative pemecahan masalah
3. Mengumpulkan informasi diferensial
Manajemen
sering kali menghadapi masalah untuk memutuskan apakah pesanan sablonan akan
diterima atau ditolak, hal ini berkaitan dengan kepastian menganggur yang
terdapat dipercetakan, sehingga laba yang didapat menjadi maksimal.
Suatu
pesanan digolongkan sebagai pesanan sablonan apabila pesanan tersebut mempunyai
nilai jual yang lebih rendah dibandingkan dengan harga jual normal.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pesanan sablonan dapat diterima
adalah:
1.
Percetakan masih memiliki kapasitas
menganggur, jika masih ada kapasitas masih menganggur maka pemanfaatan
kapasitas tersebut yang mengakibatkan meningkatkan biaya variable, sedangkan
biaya tetap jumlahnya tidak meningkat. Jika pengolahan pesanan sablonan
tersebut mengakibatkan terlampauinya kapasitas yang ada maka keadaan ini
mengakibatkan meningkatkan jumlah biaya tetap.
2.
Dapat dilakukan pemisahan pasar. Diperlukan
pemisahan pasar antara penjalan biasa dengan penjualan untuk melayani pesanan
sablonan. Tujuan pemisahan tersebut agar harga jual pada umumnya tidak lebih
tinggi.
Dalam pengambilan keputusan menolak
atau menerima pesanan sablonan, informasi yang relevan adalah pendapatan
diferensial dan biaya diferensial. Pendapatan diferensial atas pesanan sablonan
adalah tambahan pendapatan dan diperoleh jika pesanan sablonan tersebut
diterima, yaitu sebesar harga jual perunit pesanan sablonan dikalikan jumlah
unit penjualan.
Biaya diferensial atas suatu pesanan
sablonan adalah tambahan biaya yang akan terjadi untuk melayani pesanan
sablonan tersebut, besarnya biaya diferensial untuk melayani pesanan sablonan
adalah sebesar biaya variable yang terjadi untuk mengolah pesanan sablonan atau
sebesar biaya variable perunit dikalikan dengan unit penjualannya. Dengan kata
lain, laba diferensial atau pesanan sablonan adalah sebesar hasil penjualan
pesanan sablonan dikurangi biaya variable pesanan sablonan teersebut.
3.1 Data Perusahaan
Percetakan
SA (Sugeng Abdul Salam) memiliki kapasitas produksi maksimal untuk membuat
pakaian atau kaos sebanyak 150 pakaian untuk setiap bulannya. Tetapi pada bulan
maret 2009 percetakan hanya memproduksi 120 pakaian atau kaos yaitu sebesar 80
% dari kapasitas maksimal produksi dan mengakibatkan kapasitas produksi
berkurang sebesar 30 pakaian. Pada bulan maret 2009 percetakan telah
memproduksi 120 pakaian atau kaos dari kapasitas produksi yang telah terbuat
dengan harga setiap pakaian adalah Rp 80.000,-
3.2 Biaya Produksi
Berikut
ini akan disajikan elemen-elemen biaya produksi variable pada bulan maret 2009
yang dikeluarkan oleh percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) untuk memproduksi satu
setel pakaian atau kaos.
3.2.1 Biaya Bahan Baku
Variabel
Tabel 3.1
Biaya Bahan Baku
Bulan Maret Tahun 2009 (120 pakaian atau kaos)
Elemen Biaya
|
Jumlah Biaya
|
1. Bahan Pakaian atau Kaos
|
Rp 2.000.000,-
|
2. Rip Pakaian atau Kaos
|
Rp 1.000.000,-
|
3. Benang Jahit
|
Rp
300.000,-
|
4. Tinta
|
Rp 50.000,-
|
5. Pasta
|
Rp 25.000,-
|
6. Skrin
|
Rp
150.000,-
|
7. Krakel
|
Rp
100.000,-
|
Total BBB
|
Rp 3.625.000,-
|
Sumber data : SA
(Sugeng Abdul Salam)
3.2.2 Biaya Tenaga Kerja
Langsung Variabel
Tabel 3.2
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Bulan Maret Tahun 2009 (120 pakaian atau kaos)
Elemen Biaya
|
Jumlah Biaya
|
1. Pembuat Pola
|
Rp
200.000,-
|
2. Penjahit
|
Rp 1.500.000,-
|
3. Finishing
|
Rp
500.000,-
|
Total BTKL
|
Rp 2.200.000,-
|
Sumber data : SA
(Sugeng Abdul Salam)
Keterangan
:
Percetakan memberikan upah kepada
karyawan produksi untuk setiap penyelesaian 1 pakaian atau kaos.
. Bagian
pembuat pola Rp 1,666,-
. Bagian
penjahit Rp 12.500,- (Rp 12.500,- * 2 = 25.000,-)
. Bagian
Finishing Rp 4.166,- (Rp 4.166,- * 2 = 8.333,-)
3.2.3 Biaya Overhead
Pabrik
Tabel 3.3
Biaya Overhead Pabrik
Bulan Maret Tahun 2009
Elemen Biaya
|
V/T
|
Jumlah Biaya
|
1. Bahan Pembantu
|
V
|
Rp 5.000,-
|
2. BTKTL
|
T
|
Rp 400.000,-
|
3. Pengeluaran Tunai
- Pajak
- Biaya Listrik :
Tetap
Variabel
-
Biaya
Telephone : Tetap
Variabel
|
|
-
Rp 50.413,-
Rp 1.300,-
Rp 60.700,-
Rp 950,-
|
4. Biaya Yang Timbul Akibat Berlalunya Waktu
- Depresiasi
Mesin
- Depresiasi
Gedung
|
T
T
|
Rp 10.000,-
Rp 500.000,-
|
5. Biaya Reparasi & Maintenance
|
T
|
Rp 30.000,-
|
Total BOP
|
|
Rp 1.058.363,-
|
Sumber data : SA
(Sugeng Abdul Salam)
. Biaya Semi Variable
Untuk
kepentingan perencanaan dan pengambilan keputusan, SA (Sugeng Abdul Salam)
mengelompokan biaya semi variable yaitu biaya listrik dan biaya telephone menjadi
dua kelompok yaitu biaya tetap dan biaya variable dengan menggunakan titik
tertinggi dan titik terendah.
Biaya Pemakaian Listrik
Selama Bulan Maret Tahun 2009
Pemakaian Kwh tertinggi 256 dengan biaya Rp 134.910,-
Pemakaian Kwh terendah 239 dengan biaya Rp 128.131,-
Pemakaian
Kwh 256 biaya Rp 134.910,-
Pemakaian Kwh 239 biaya Rp 128.131,- _
17 6.779,-
Maka tarif biaya variable/Kwh = Rp 6.779,- = Rp 398,76/Kwh
17
Perhitungan biaya tetap listrik :
Biaya Variabel Biaya terendah Biaya tertinggi
Rp 128.131,- Rp 134.910,-
Rp 398,76,-*239 Rp 95.303,64
Rp 398,76,-*256
_ Rp
102.082,56 _
Rp 32.827,36 Rp 32.827,44
Maka persamaan yang tebentuk : y = 32.827,36 + 398,76 (x)
Biaya variable/unit = Rp 398,76 * 391,21 = Rp 1.300,-
120
Biaya Pemakaian Telephone
Selama Bulan Maret Tahun 2009
Pemakaian pulsa tertinggi 463 dengan biaya Rp 106.230,75
Pemakaian pulsa terendah 241 dengan biaya Rp 68.578,96
Pemakaian
Pulsa 463 biaya Rp 106.230,75
241
biaya Rp 68.578,96 _
222 37. 651,79
Maka tarif biaya variable = Rp 37.651,79 = Rp169,60/pulsa
222
Perhitungan biaya tetap telphone :
Biaya Variabel Biaya terendah Biaya tertinggi
Rp 68.578,96
Rp 106.230,75
Rp 169,60 * 241
Rp 40.873,6
Rp 169,60 * 463
_ Rp 78.524,8
_
Rp 27.705,36
Rp 27.705,95
Maka persamaan yang terbentuk : y = Rp 27.705,95 + 169,60 (x)
Biaya variable/unit = Rp 169,60 * 672,16 = Rp 950,-
120
3.2.4 Biaya Administrasi
dan Umum
Biaya
administrasi dan umum meliputi kegiatan-kegiatan dari ketata usahaan percetakan
yang merupakan di luar dari biaya produksi dan biaya penjualan. Biaya ini terjadi
dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan dan pengawasan kegiatan
percetakan secara keseluruhan.
Tabel 3.4
Biaya Administrasi dan Umum
Bulan Maret Tahun 2009
Elemen Biaya
|
Jumlah
|
1. Biaya Alat Tulis Kantor
|
Rp 50.000,-
|
2. Biaya Keamanan Lingkungan
|
Rp 15.000,-
|
3. Biaya Kebersihan lingkungan
|
Rp 20.000,-
|
Jumlah
|
Rp 85.000,-
|
Sumber
data : SA (Sugeng Abdul Salam)
3.2.5 Biaya Pemasaran
Biaya
pemasaran selama bulan maret 2009 sebesar Rp 35.000,- yang dipakai untuk
membuat binder spanduk SA (Sugeng Abdul Salam) sebagai sarana promosi atas
produk yang dibuat.
3.3 Biaya Produksi
Berikut
ini akan disajikan biaya produksi yang dikeluarkan oleh percetakan SA (Sugeng
Abdul Salam) pada bulan maret 2009.
Tabel 3.5
Biaya Produksi
Bulan Maret Tahun 2009
Elemen
|
Jumlah Biaya
|
1. HPP
a. Biaya Bahan Baku
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
c. Biaya Overhead Pabrik
|
Rp 3.625.000,-
Rp 2.200.000,-
Rp 1.058.363,-
|
2. Biaya Administrasi & Umum
|
Rp 85.000,-
|
3. Biaya Pemasaran
|
Rp 35.000,-
|
Total Biaya
|
Rp 7.003.363,-
|
Sumber data : SA (Sugeng Abdul Salam)
Dari total biaya di atas sebesar Rp
7.003.363,- dapat di kelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variable sebagai
berikut :
1.
HPP
:
BBB
: Variable Rp
3.625.000,-
BTKL :
Variable Rp
2.200.000,-
BOP
: Variable Rp 7.250,-
Tetap Rp
1.051.113,-
2.
Biaya
Administrasi & Umum : Tetap
Rp 85.000,-
3.
Biaya
Pemasaran : Tetap Rp 35.000,-
Berikut ini akan disajikan Laporan
Laba/Rugi percetakan SA (Sugng Abdul
Salam) untuk bulan maret 2009 untuk memproduksi dan penjualan 120 pakaian atau
kaos tanpa adanya pesanan khusus.
Tabel 3.6
Laporan Laba/Rugi
Sebelum Pesanan khusus
Bulan Maret Tahun 2009
SA (Sugeng Abdul Salam)
Laporan Laba/Rugi
Untuk Jenis Pakaian atau Kaos
Per 30 Maret Tahun 2009
Penjualan 120 pakaian @ Rp 80.000,- Rp 9.600.000,-
Biaya Variable :
Biaya Bahan Baku : Rp 3.625.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp 2.200.000,-
Biaya Overhead Pabrik : Rp 870.000,-
+
(Rp 6.695.000,-)
Rp 2.905.000,-
Laba Kontribusi
Biaya Tetap :
Biaya Overhead Pabrik : Rp 1.051.113,-
Biaya Administrasi & Umum : Rp 85.000,-
Biaya Pemasaran : Rp 35.000,- +
(Rp 1.171.113,-)
Laba operasional
Rp 1.733.887,-
|
3.4 Pesanan Khusus
Pada Maret 2009 percetakan SA (Sugeng
Abdul Salam) mendapat pesanan khusus berupa 25 pakaian dan kaos dengan model
kemeja lengan panjang yaitu dengan harga Rp 90.000,- sepintas pesanan tersebut
dapat ditolak karena harga yang ditawarkan dibawah harga normal dan pakaian
model kemeja juga memerlukan biaya tambahan. Jumlah biaya bahan baku tambahan yang diperlukan untuk memproduksi
pesanan khusus pakaian model kemeja lengan panjang.
1 m Bahan katun
= Rp 10.000,-
1 Lusin kancing
= Rp 3.000,-
½ m Kain kasa
= Rp 1.000,- +
Rp 14.000,-
3.4.1 Harga Pokok
Produksi Pesanan Khusus
Berikut
ini adalah harga pokok produksi jika percetakan menerima pesanan khusus
tersebut.
Harga Pokok Produksi Variable.
BBB
: (120 * Rp 30.208,33) = Rp 3.625.000,-
: ( 30 * Rp 44.208,33) = Rp 1.326.249,9 +
Rp 4.951.249,9
BTKL
: (120 * Rp 18.333,33) = Rp 2.200.000,-
: ( 30 * Rp 18.333,33) = Rp 549.999,9 +
Rp 2.749.999,9
BOP
: (120 * Rp 7.250,-) = Rp 870.000,-
: ( 30 * Rp 19.250,-) = Rp 577.500,- +
Rp 1.447.500,- +
Harga Pokok Produksi Variable
Rp 9.148.749,8
Keterangan :
Angka Rp 44.208,33 total dari bahan
baku awal Rp 30.208,33 ditambah dengan bahan baku tambahan pada pesanan khusus
Rp 14.000,-
Tabel 3.7
Tabel Perbandingan
Sebelum Ada Pesanan
|
Setelah Ada Pesanan khusus
|
||||||||||||||||||
Penjualan
Rp 9.600.000,-
Pesanan Khusus +
Rp
9.600.000,-
HPP
:
BBB
Rp 3.625.000,-
BTKL
Rp 2.200.000,-
BOP
Rp 870.000,- _
Laba
Kontribusi Rp 2.905.000,-
Biaya
Tetap :
Bi. A & U
Rp 85.000,-
Bi. Pemasaran
Rp 35.000,-
BOP
Rp 1.051.113,- _
Laba
Operasional Rp 1.733.887,-
|
Penjualan Rp 9.600.000,-
Pesanan Khusus Rp
2.700.000,- +
Rp
12.300.000,-
HPP
:
BBB
Rp 4.951.249,9
BTKL
Rp 2.749.999,9
BOP
Rp 1.447.500,- _
Laba
Kontribusi Rp 3.151.250,2
Biaya
Tetap :
Bi. A & U Rp 85.000,-
Bi. Pemasaran
Rp 35.000,-
BOP Rp 1.051.113,- _
Laba
Operasional Rp 1.980.137,2
|
3.4.2. Laba/Rugi Pesanan
Khusus
Besarnya
laba/rugi percetakan setelah adanya pesanan khusus adalah sbagai berikut.
Tabel 3.8
Laporan Laba/Rugi
Pesanan Khusus
Bulan Maret Tahun 2009
SA (Sugeng
Abdul Salam)
Laporan
Laba/Rugi
Untuk Pakaian
atau Kaos
Penjualan
Rp 9.600.000,-
Pendapatan diferensial Rp 2.700.000,- +
Total Penjualan Rp
12.300.000,-
Harga Pokok Produksi Variable
(Rp 9.148.749,8 )
Laba Kontribusi Rp 3.151.250,2
Biaya Tetap
(Rp 1.171.113,- )
Laba Operasional Rp 1.980.137,2
|
Keterangan :
Penjualan normal 120 * Rp 80.000,- = Rp 9.600.000,-
Pendapatan diferensial 30 * Rp 90.000,- = Rp 2.700.000,-
Dari data dan perhitungan diatas
setelah adanya pesanan khusus ternyata dapat menghasilkan laba bersih Rp
1.380.137,2 atau dapat dikatakan bahwa setelah adanya pesanan khusus akan
mengalami kenaikan laba sebesar Rp 246.250,2 (Rp 1.980.137,2 - 1.733.887,-).
3.5 Analisis Diferensial
Berikut
ini perhitungan laba/rugi dengan analisis diferensial apabila percetakan
menerima pesanan khusus yaitu 30 pakaian dengan model kemeja lengan panjang
akan disajikan sebagai berikut.
Tabel 3.9
Model Analisis Diferensial
Keterangan
|
Sebelum ada
Pesanan
|
Setelah ada
Pesanan
|
Pendapatan dan Biaya Diferensial
|
Penjualan
(120 * Rp 80.000,-)
(30 * Rp 90.000,-)
Pendapatan Diferensial
Biaya Variable
(120 * Rp 55.791,66)
(30 * Rp 18.774,99)
Biaya Diferensial
Margin Kontribusi
Biaya tetap
Laba bersih
|
Rp 9.600.000,-
Rp 6.695.000,-
Rp 2.905.000,-
Rp 1.171.113,-
Rp 1.733.887,-
|
Rp 9.600.000,-
Rp 2.700.000,-
Rp 6.695.000,-
Rp 563.249,7
Rp 3.151.250,2
Rp 1.171.113,-
Rp 1.980.137,2
|
Rp 2.700.000,-
Rp
563.249,7
Rp 2.136.750,3
Rp 2.136.750,3
|
Berdasarkan table diatas dapat dilihat
bahwa pesanan khusus tersebut menghasilkan pendapatan diferensial sebesar Rp
2.700.000,- dari selisih antara penjualan sebelum pesanan khusus sebesar Rp
9.600.000,- dan penjualan setelah pesanan khusus sebesar Rp 12.300.000,- dengan
biaya diferensial sebesar Rp 563.249,7 dari selisih antara biaya variable
setelah pesanan khusus sebesar Rp 6.695.000,- dan biaya variable setelah
pesanan khusus sebesar Rp 9.148.749,8 dan margin kontribusi sebesar
Rp2.136.750,3 dari selisih antara margin kontribusi sebelum pesanan khusus
sebesar Rp 2.905.000,- dan margin kontribusi setelah pesanan khusus sebesar Rp
3.151.250,2 dan dikurangi biaya tetap sebesar Rp 1.171.113,- maka akan
memperoleh laba bersih sebesar Rp 2.136.750,3 dari pendapatan diferensial
dikurangi biaya diferensial.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data biaya
diferensial percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) mengambil keputusan untuk
menerima pesanan khusus yang ditawarkan berupa pakaian kemeja lengan panjang
sebanyak 30 pakaian dengan harga normal Rp 80.000,- dan dengan permintaan harga
pesanan khusus Rp 90.000,- dan untuk memproduksi kemeja lengan panjang
memerlukan biaya tambahan sebesar Rp 14.000,- setiap pakaian. Dengan adanya
pesanan khusus ini maka SA (Sugeng Abdul Salam) telah memanfaatkan kapasitas
menganggur sebesar 20% dari kapasitas normal produk dalam memperoleh tambahan
laba sebesar Rp 2.136.750,3.
4.2 Saran
Penulis
menyarankan agar percetakan menerapkan perhitungan biaya diferensial agar
percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) dapat lebih tepat dalam mengambil keputusan
untuk menerima atau menolak pesanan khusus.